Minggu, 25 Desember 2011

matematika ekonomi


DIFERENSIAL FUNGSI SEDERHANA

Materi Yang Dipelajari
Kuosien Diferensi dan Derivatif
Kaidah- Kaidah Diferensiasi
Hakikat Derivatif dan Diferensial
Derivatif dari Derivatif
Hubungan antara Fungsi dan Derivatifnya
- Fungsi menaik dan fungsi menurun
- Titik ekstrim fungsi parabolik
- Titik ekstrim dan titik belok fungsi kubik

1. Kuosien Diferensi dan Derivatif
Jika y = f(x) dan terdapat tambahan variable bebas x sebesar  Δx  , maka :

            y            = f(x)
            y  + Δ y  = f (x + Δ x)
                   Δ y  = f(x + Δ x) – y
                   Δ y  = f(x + Δ x) – f(x)                

Dimana Δ x dalah tambahan x dan Δ y adalah tambahan y. Apabila ruas kiri dan ruas kanan pada persamaan di atas dibagi oleh Δ x, maka diperoleh :

                       

Proses penurunan sebuah fungsi  disebut proses pendiferensian atau diferensiasi, yang merupakan  penentuan limit suatu  kuosien diferensi. Hasil dari proses diferensiasi tersebut dinamakan turunan atau derivatif(derivative).
Cara menuliskan turunan dapat dilakukan dengan beberapa macam notasi, yaitu :


Kuosien diferensi Δ y / Δ x  adalah leren (slope) dari garis atau kurva y=f(x).

2. KAIDAH-KAIDAH DIFERENSIASI

1. Diferensiasi konstanta
    Jika y = k, dimana k adalah konstanta maka dy / dx = 0
    Contoh :
                        y = 5, maka dy/dx = 0
           

2. Diferensiasi fungsi pangkat
    Jika y = xn, dimana n adalah konstanta, maka :
                

     Contoh : y = x3       , 

3. Diferensiasi perkalian konstanta dengan fungsi
    Jika y = kv, dimana v = h(x), maka
           

     Contoh : y = 5 x3    ,

4. Diferensiasi pembagian konstanta dengan fungsi
    Jika  y = k/v, dimana v = h(x),maka
           

    Contoh :       
5. Diferensiasi penjumlahan(pengurangan) fungsi
    Jika y = u ± v,   dimana u = g(x) dan v=h(x), maka
                     
    Contoh :
            Y = 4 x2 +  x3                          misalkan : u = 4 x2 → du/dx = 8 x
                                                                             v = x3 → dv/dx = 3x2    
           
                  = 8 x + 3 x2


6. Diferensiasi perkalian fungsi
    Jika y = uv, dimana u = g(x) dan v = h(x), maka
           

    Contoh : y = (4 x2) (x3)
                       

                               = (4x2) (3x2) + (x3) (8x) = 12 x4 + 8 x4 = 20 x4   

7. Diferensiasi pembagian fungsi
    Jika y = u/v,   dimana u = g(x) dan v = h(x), maka
           
    Contoh :
           

                       

8. Diferensiasi fungsi komposit
    Jika y = f(u), sedangkan u = g(x), dengan kata lain   y = f{g(x)}
    maka,

    Contoh : y = (4 x3 + 5)2                   misalkan:  u =4 x3 + 5, sehingga  y = u2
                                                                            du/dx  =  12 x2            dy/du = 2 u
           
                
      = 2 u(12 x2) = 2(4 x3 + 5)(12 x2) = 96 x5 + 120 x2


9. Diferensiasi fungsi berpangkat
    Jika y= un, dimana u = g(x) dan n adalah konstanta,
    maka,  

   Contoh : y = (4x3 + 5)2                     misalkan : u = 4 x3 + 5 → du/dx = 12 x2

           
                  =  2(4 x3 + 5)(12 x2) = 96 x5 + 120 x2


10. Diferensiasi implisit
      Jika f(x, y) = 0 merupakan fungsi implisit sejati (tidak mungkin dieksplisitkan), dy/dx  dapat diperoleh dengan mendiferensiasikannya suku demi suku, dengan menganggap y sebagai fungsi dari x,

Contoh :
            4 xy2 – x2 + 2y = 0, tentukan dy/dx?

           


3. DERIVATIF DARI DERIVATIF
            Tergantung pada derajatnya, setiap fungsi dapat diturunkan lebih dari satu kali. Dengan perkataan lain. Turunannya masih dapat diturunkan lagi.

            Fungsi awal                 : y = f(x)

            Turunan pertama         :

            Turunan kedua            :

            Turunan ketiga            :

            Turunan ke – n            :
Contoh :
            y = f(x) = x3 – 4 x2 + 5 x – 7
            y’ = dy/dx = 3 x2 – 8 x + 5
            y” = d2y/dx2 = 6 x – 8
            y”’ = d3y/dx3 = 6
            y”” = d4y/dx4 = 0

4. HUBUNGAN ANTARA FUNGSI DAN DERIVATIFNYA
            Berdasarkan  kaidah diferensiasi, dapat disimpulkan bahwa turunan dari suatu fungsi berderajat “n” adalah sebuah fungsi berderajat “n-1”. Misalnya Turunan dari fungsi berderajat 3 adalah sebuah fungsi berderajat 2, turunan dari fungsi berderajat 2 adalah sebuah fungsi berderajat 1; turunan dari fungsi berderajat 1 adalah sebuah fungsi berderajat 0 atau konstanta.

Contoh :
            y = f(x) = ⅓x3 – 4 x2 + 12 x – 5 ………………………….    Fungsi kubik  
            y’ = dy/dx =  x2 – 8 x + 12 ……………………………….   Fungsi kuadrat
            y” = d2y/dx2 = 2 x – 8 ……………………………………    fungsi linear
            y”’ = d3y/dx3 = 2 …………………………………………   fungsi konstanta
           
4.1. Fungsi Menaik dan Fungsi Menurun
            Derivatif pertama sebuah fungsi non-liner dapat digunakan untuk menentukan apakah kurva  dari fungsi yang bersangkutan menaik ataukah menurun pada kedudukan tertentu. Dalam kasus khusus, derivatif pertama dapat pula menunjukkan titik ekstrim sebuah fungsi non-liner.

Jika derivatif pertama f’(a) > 0 (lereng kurvanya positif pada x = a), maka y = f(x) merupakan fungsi menaik pada kedudukan x = a; yakni y = f(x) menaik manakala x bertambah sesudah        x = a. Sedangkan jika derivatif pertama f’(a) < 0 (lereng kurvanya negative pada x = a), maka y = f(x) merupaka fungsi menurun pada kedudukan x = a; yakni y = f(x) menurun manakala x bertambah sesudah x = a.

Uji Tanda.
Apabila derivatif pertama f’(x) = 0, berarti y = f(x) berada di titik ekstrimnya. Guna menentukan apakah titik ekstrim tersebut merupakan titik maksimum ataukah titik minimum, perlu dilakukan uji tanda terhadap f’(a) = 0. Jika f’(x) > 0 untuk x < a dan f’(x) < 0 untuk x > a, maka titik ekstrimnya adalah titik maksimum. Sedangkan jika f’(x) < 0 untuk x < a dan f(x) > 0 untuk x > a, maka titik ekstrimnya adalah titik minimum.

Contoh :
Tentukan apakah y = f(x) = ⅓x3 – 4 x2 + 12 x – 5 merupakan fungsi menaik ataukah fungsi menurun pada x = 5 dan x = 7. Selidiki pula untuk x = 6.

f’(x) = x2 – 8 x + 12

→ f’(5) = 52 – 8(5) + 12 = -3 < 0, berarti y = f(x) menurun pada x = 5
→ f’(7) = 72 – 8(7) + 12 =  5 > 0, berarti y = f(x) menaik pada x = 7
→ f’(6) = 62 – 8(6) + 12 = 0, berarti y = f(x) berada di titikekstrim pada x = 6; karena f’(x) < 0 untuk x < 6 dan f’(x) > 0 untuk x > 6, titik ekstrim pada x = 6 ini adalah titik minimum.


4.2. Titik Ekstrim Fungsi Parabolik
            Dalam hal y = f(x) dalah sebuah fungsi parabola, derivatif pertama berguna untuk menentukan letak titik ekstrimnya, sedangkan derivatif kedua bermanfaat untuk mengetahui jenis titik ekstrim yang bersangkutan

Misalkan :

            y = f(x) =  x2 – 8 x + 12 ……………………………….        Fungsi parabola
            y’ = f’(x) = dy/dx = 2 x – 8 ……………………………       fungsi linear
            y” = f”(x) = d2y/dx2 = 2 ……………………………….        fungsi konstanta
           
            Parabola  y = x2 – 8 x + 12 mencapai titik ekstrim, dalam hal ini titik minimum yaitu      (4, -4) , tepat pada saat turunann pertama dari fungsi parabola tadi (yakni fungsi linier y’ = 2 x – 8) sama dengan nol. Pada y’= 0, nilai variable bebas x = 4, dan pada parabola tersebut mencapai titik ekstrimnya yaitu pada kedudukan x = 4 dan y = -4. Nilai y = -4 untuk parabola itu diperoleh melalui substitusi x = 4 ke dalam persamaan parabolanya.

 





          12
          10
            8
            6
            4
            2
            0
           -2       2        4         6         8
           -4
           -6
           -8




Jadi :
*   Parabola y = f(x)    mencapai titik ekstrim pada y’=0
→ jika  y” < 0  :          bentuk parabolanya terbuka ke bawah,
                                    Titik ekstrimnya adalah titik maksimum
→ jika  y” > 0 :           bentuk parabolanya terbuka ke atas,
                                    Titik ekstrimnya adalah titik minimum.




Latihan :
  1. y = 2 x3 – 4 x2 + 7 x – 5
  2. y = (x2 – 4)(2 x – 6)

1 komentar: